Getuk goreng merupakan makanan khas yang banyak dijual di
sepanjang jalan raya Sokaraja, Banyumas, Jawa Tengah. Getuk goreng mulai
diperkenalkan pada publik tahun 1918 bermula dari produksi yang dilakukan
Sampirngad. Getuk goreng yang paling terkenal bermerek dagang Getuk Goreng
Sokaraja Asli H. Tohirin. H. Tohirin adalah anak Sampringad yang berhasil
mengembangkan usaha getuk goreng (Dharmawan, 2010).
Pengembangan produk
getuk goreng antara lain perkembangan cita rasa. Saat ini terdapat beberapa
cita rasa baru yaitu durian dan madu. Getuk goreng durian memiliki bentuk dan
warna yang tidak berbeda dengan getuk goreng rasa asli (original). Getuk goreng
durian:
Getuk goreng dibuat dengan peralatan tradisional dan masih
menggunakan tangan (hand made).
Proses pembuatan getuk goreng terdiri dari beberapa tahapan, yaitu pemilihan
dan persiapan bahan baku, pengukusan singkong, penumbukan singkong, dan
penggorengan.
Bahan baku utama pada pembuatan getuk goreng adalah singkong
dan gula merah. Singkong yang digunakan merupakan singkong pilihan yang
diperoleh dari tempat panen yang sama agar cita rasa getuk goreng seragam.
Singkong yang dibutuhkan dalam satu kali produksi berkisar 5-10 kuintal.
Singkong yang telah dicuci dikuliti kemudian dipotong-potong, dicuci, dan
dibuang bagian akar tengahnya. Gula merah yang digunakan didatangkan dari supplier terpercaya untuk menghindari
kualitas gula jawa yang rendah atau dicampur menggunakan pemanis buatan.
Tahapan selanjutnya adalah pengukusan singkong hingga matang. Singkong
yang telah matang didiamkan beberapa saat, kemudian ditumbuk agar hacur. Pada
saat penumbukan dilakukan penambahan gula merah sedikit demi sedikit hingga
gula merah tercampur dengan merata. Proses penumbukan membutuhkan tenaga yang
besar dan waktu yang cukup lama.
Adonan hasil penumbukan
singkong dibentuk bulat-bulat kemudian digoreng menggunakan minyak panas dengan
api sedang. Penggorengan dilakukan di atas tungku dengan bahan bakar kayu agar
cita rasa yang dihasilkan khas. Getuk goreng yang sudah matang biasanya
diletakkan di atas tampah dan didisplay
di dalam etalase atau dimasukkan ke dalam wadah yang terbuat dari anyaman bambu
yang biasa disebut besek atau piti. Getuk goreng yang dikemas dalam besek:
sumber:
Anonimc.
Gethuk Goreng. Available on-line at: http://getukgorengbanyumas.blogspot.com (diakses 1
September 2011).
Dharmawan,
L. 2010. Nopia, Getuk Goreng, dan Sejarah Kuliner Banyumas. Media Indonesia: 9.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar