Minggu, 08 Juli 2012

Jatuh cinta padamu (lagi)

Orang-orang yang jatuh cinta terkadang terbelenggu oleh ilusi yang diciptakannya sendiri. Ia tak kuasa membedakan mana yang benar-benar nyata, mana yang hasil kreasinya yang sedang memendam rindu. Kejadian-kejadian kecil, cukup sudah untuk membuatnya senang. Merasa seolah-olah itu kabar baik. Padahal saat ia tahu kalau itu hanya bualan perasaannya, maka saat itulah hatinya akan hancur berkeping-keping. Patah hati! Menuduh seseorang itu mempermainkan dirinya. (Tere Liye).

dan seseorang itu adalah dia... ya dia.. dia yang memintaku melepaskan ikatan kami.. dia yang mencari ruang untuk bercerita.. dan pada akhirnya ruang itu adalah aku..

dan pilihannya membuatku membentu ilusi. ketidaknyataan. kreasi yang membumbung tinggi karena aku merajut rindu padanya.

mungkin kau mendengar "kicauanku" beberapa kali: Selalu seperti itu, seperti ada telepati antara kita
aahhh sepertinya itu ilusiku...
saat aku memikirkan dia,tapi mengurungkan niat untuk sekadar mengirim pesan singkat, pesannya yang datang lebih dulu. untuk hal-hal yang mungkin tak terlalu penting atau tak terduga.
"bagaimana perkembangan skripsimu?" atau "bisa beli pulsa?"
lalu kata-kata itu berubah menjadi percakapan, dengan kesepakatan yang kami : tidak ada pesan tentang perasaan. jadi segala bentuk rindu harus kutikam.

Aku selalu merasa semua itu telepati, ya telepati antara kami. Aku menganggap dia rindu padaku, tapi terlalu malu untuk berterus terang. Aku sendiri yang menciptakan cerita tentang perasaannya.
Kau tahu betapa riangnya aku saat menerima pesan singkat itu?
Andaikan ia melihat binar mataku dan simpul senyumku mungkin ia akan kembali jatuh cinta padaku (sial, aku kembali beilusi).

lalu ketika tiba-tiba ia pergi tanpa kabar, hati mulai risau memikirkan, desakan hati untuk bertanya semakin kuat : "kenapa kau mempermainkan aku?". Lalu dia berkata "aku tak pernah berniat mempermainkanmu."

Aaaah... aku jatuh cinta (lagi). berilusi. sejuta bualan perasaan. sadar. hancur berkeping-keping. tapi tetap aku jatuh cinta (lagi) padanya.

dan di sisi yang lain, ia jatuh cinta pada bidadarinya. Adakah ia juga berilusi sepertiku?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar